Fictions Enroll

Komik Terbaru

Seri : Obed / Yaklep / Markus

4 x 4


Papua Comedy – Ini cerita tentang Obed, Yaklep, dan Markus. Tiga sahabat dari tanah Papua, memperdebatkan bapak siapa yang paling cepat se-Papua.



Kali-kali

Dikisahkan, Obed adalah murid SD yang berasal dari kampung. Pada suatu waktu, keluarga Obed pindah ke kota dan akhirnya ia bisa bersekolah di kota. Sebagai anak yang datang jauh dari kampungnya, ia hadir membawa semangat yang tinggi untuk belajar. Suatu hari ketika pelajaran Matematika, ibu guru bertanya pada Obed yang duduk dikursi paling depan:

“Obed, coba ko jawab pertanyaan dari ibu. 4 kali 4 berapa?”

Obed hampir ingat dengan jawabannya. Namun karna ragu, ia diam saja.

Karna Obed tak menjawab, ibu guru tanya lagi “2 kali 2 berapa, Obed?”

Obed masih diam.

“Aduh, Obed, ko ini bagimana. Ya sudah, kalau begitu 3 kali 3 berapa? Ko jawab dulu, Obed!”

Obed yang daritadi diam, akhirnya menjawab, “Satu, bu guru!”

“Weh, ko salaaah, Obed!”

“Aah… Bu guru ini. Kalau ibu tanya kali-kali yang mengalir di sa pu kampung, sa tau! Mulai dari kali diatas gunung, sampai kali yang ada di hutan semua sa tau. Tapi kalo ibu tanya kali-kali yang di kota, sa belum hafal. Jadi ibu tunggu sa hafal dulu eee…”



Obed Dendam


Pelajaran Matematika berlanjut dan ibu guru bertanya lagi kepada Obed.

“Obed, coba ko bayangkan ko punya 10 permen, trus ko bagi ke ko pu teman Yaklep 3 dan Markus 5. Berarti ko punya permen tinggal berapa?”

“Ah, ibu guru nih. Kalo pertanyaan itu sa tau. Gampang itu. Sa pu permen tetap 10 tooo…”

“Bah Obed… Kenapa begitu? Ko hitung bagemana tu?”

“Ibu guru… Soalnya Yaklep dan Markus dong dua pernah sembunyi sa pu kaos kaki, jadi jang harap sa mo bagi apa-apa ke dong dua. Sorry dorry eeee…”



Adu Besar Kangkung

Ketika jam istirahat tiba ada tiga sohib; Obed, Yaklep dan Markus yang duduk di bawah pohon. Mereka terlibat dalam sebuah diskusi panjang. Kali ini diskusi mereka tentang kangkung siapa yang paling besar di kampungnya masing-masing.

Obed membuka diskusi, “Wei, kawan… Di sa pu kampung tuh kangkung besar-besaaaar skali. Kalo masak beberapa batang saja pasti makan sampe kenyang satu hari.”

Yaklep langsung menimpali tak mau kalah, “Ah, itu blum seberapa, kawan. Di sa pu kampung, tikus bisa masuk dalam batang kangkung itu. Besar tooo?”

Obed langsung heran.

Markus yang dapat giliran terakhir untuk berargumen, cuma tertawa sinis. Ia datang dengan pendapat lain, “Aeee kam semua kalah. Klo di sa pu kampung, tikus tu tra bisa masuk dalam kangkung.”

Obed dan Yaklep tertawa, “Aeh, itu tra hebat. Pasti kangkungnya kecil-kecil tooo?”

“Weh, sabar dulu. Kamu tau kenapa tikus tra bisa masuk?”

Obed dan Yaklep bingung.

“Itu karena di sa pu kampung sana, didalam batang kangkung tu kucing ada duduk pangku kaki.”



Debat Kura-Kura

Diskusi mereka bertiga semakin seru. Ditengah diskusi, seekor hewan yang hidup di kolam sekolah keluar dari tempat tinggalnya.

Markus kali ini membuka diskusi, “Weh, kawan. Coba kam liat tu. Itu kura-kura atau penyu?”

“Jiii Markus, masa yang begitu saja ko tra tau. Itu kura-kura!” Yaklep menyambar pertanyaan Markus.

“Ehh, bukan… Itu penyu moooo” Markus menyela.

Yaklep tak mau kalah, “Adoooh… Sa su bilang itu kura-kura ko tra percaya kah?”

“Sa tra percaya! Itu su pasti penyu. Ko jang bodok, Yaklep!”

Dong dua masing-masing baku bantah mempertahankan pendapat. Walaupun yang sebenarnya diperdebatkan itu memang “kura-kura” tapi dong tidak menemui kata sepakat. Sedangkan Obed sibuk dengan khayalannya sendiri.

Yaklep dan Markus akhirnya sepakat untuk mencari opini ketiga. Akhirnya dong tanya Obed.

“Wei, Obed... Itu barang satu tu, kura-kura atau penyu? Ko pasti tau tooo?!” tanya Markus dan Yaklep hampir bersamaan.

Obed yang sedari tadi sibuk menghayal sendiri, menjawab dengan santai, “Makanya kam tu di skolah belajar baik-baik. Jang talalu bodok. Masa cuma barang begitu saja kam tra tau. Barang tu de pu nama kepiting!”

“Jiiiiiii kacauuuuu… Obeeed ko lebih bodok sampeee!”


Adu Bapa Paling Cepat

Debat soal kura-kura selesai dan diskusi semakin memanas. Kali ini giliran Obed yang mulai bersuara duluan. Dia membicarakan hasil khayalannya.

“Weee, kam tau ka tidak. Sa pikir-pikir sa pu bapa itu sudah paling cepat se-Papua. Sa pu bapa atlit panah too, jadi setelah bapa de lepas panah itu, bapa de lari sampe duluan daripada panah. Bagemana, mantap tooo sa pu bapa?”

Markus segera menimpali, “Aaah itu su biasa, kawan. Coba ko dengar ini, sa pu bapa ni pemburu. Setelah bapa tembakkan peluru, bapa de lari bisa sampe duluan daripada peluru itu. Mamaaaeee itu sa pu bapa de paling cepat tooo. Bagemana?”

“Adooooh sudah, kam dua pu bapa masih kalah cepat dari sa pu bapa,” ketus Yaklep. “Sa pu bapa ni pegawai, de pu jam pulang kantor itu jam 5 sore, tapi de su sampe di rumah tu jam 4 sore. Cepat tooo?!”

“Iyoooo.. Terserah ko bapa saja. Ko bapa yang paling cepat memang. Hahahahhhh”


Dapa Marah Dari Ibu Guru

Siang hari sepulang dari sekolah, Obed langsung pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia temui Pace Albert, orang tua Obed, sedang duduk santai di beranda. Belum kering seragam Obed dari keringat, ia langsung membuka cerita dengan sang ayah.

“Bapa, ibu guru tadi de marah sa di sekolah.”

“Bah anak, ko salah apa?” tanya Pace Albert.

“Tadi tuuu sa tra bisa jawab pertanyaan dari ibu guru.”

“Memangnya ibu guru tanya apa?”

“Ibu guru tadi tanya, dimana letak benua Amerika. Sa tra tau tooo. Baru ibu guru marah saya.”

“Adooooh… Makanyaa, lain kali kalo ko punya barang jang taru sembarang. Jang ko sampe lupaa dia ada dimanaa!”




Sumber: mojok.co

No comments