Fictions Enroll

Komik Terbaru

"Kecewa"

kecewa
Waktu yang mempertemukan kita berdua. Aku di sini sedang melukis pemandangan yang kuanggap menarik, tapi entahlah ada hal yang terus mengganjal di hatiku, lalu aku mengadahkan kepalaku, saat itu aku melihat sesuatu di depanku, badanku gemetar. Lalu aku berdiri, dan menjatuhkan kertas dan beberapa alat lukisku. Aku melihatmu, ya aku melihatnya! Dia yang selama ini kucari ternyata sekarang berada tidak jauh di depanku, aku hendak melangkah ke arahnya, tetapi entah mengapa disaat aku hendak melangkah, aku melihat dia sedang menggenggam erat tangan perempuan. Tiba-tiba jantungku berhenti seketika, dan menyaksikan pemandangan yang kelam itu.
“Aku menyukaimu.” Katanya.
Lalu perempuan itu tersenyum, “Aku juga.”
“Bisakah kita memulainya dari sekarang?” pintanya. Perempuan itu pun mengangguk dan tersenyum lalu dia memeluk erat perempuan itu.
Tiba-tiba tanpa sengaja, air itu mengalir di kedua pelopak mataku, aku menjatuhkan badanku ke tanah dan hanya lututku yang bisa menahannya. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Aku kecewa dengan kenyataan yang berada di dekatku.

4 tahun yang lalu
“Kamu janji kan gak akan ngelupain aku?” pinta Rehan sambil menggenggam tanganku. Aku mengangguk yakin.
“Kamu harus ingat ya, aku akan kembali lagi, aku akan mengajakmu berlari bersamaku lagi. Kamu jangan melupakan aku, kamu harus ingat ini janjiku dan aku akan segera menepatinya.”
“Tapi kenapa kamu harus pergi?” tanyaku sedih.
“Aku ingin menggapai mimpiku dan mimpimu, aku akan mengambil jurusan kedokteran di Universitas yang berada di Amerika, dan aku akan menyembuhkan kakimu, agar kamu dapat berlari bersamaku lagi.”
“Kalau begitu, aku akan mengizinkan kamu pergi, baik-baik di sana ya, jangan lupa jaga kesehatan.” Kataku. Rehan pun mengangguk lalu memelukku dan mengucapkan selamat tinggal.
Aku tidak tau apa alasan Rehan pergi, yang aku tau mungkin ada hal penting yang harus ia selesaikan dan aku percaya itu karena aku yakin Rehan akan kembali lagi, dan dia akan mengajakku berlari.

Tekadku sudah bulat, aku akan menemui Rehan. Aku mendapatkan informasi dari teman lama Rehan, bahwa Rehan sekarang bekerja menjadi dokter spesialis jantung. Ya, impiannya yang selama ini ia ceritakan kepadaku ternyata tercapai juga. aku ingin memastikan jika kemarin yang aku lihat itu bukan Rehan, melainkan orang lain yang mirip dengan Rehan.
Aku memegang kertas yang bertuliskan alamat Rumah Sakit tempat Rehan bekerja. Saat aku hendak masuk ke dalam rumah sakit itu, tanpa sengaja aku melihat Rehan ke luar dari rumah sakit itu. aku memberanikan diri untuk menyapanya.
“Rehan.” Kataku dengan lirih.
Rehan pun mengadahkan kepalanya dan menatapku dengan sorotan tak percaya, aku pun mulai mendekatinya, lalu tanpa pikir panjang lagi Rehan memegang lenganku dengan kasarnya dan menyeretku ke arah parkiran yang berada di bawah.

“Mau apa kamu ke sini?” tanya Rehan dengan kasar. Nadanya bicaranya seperti bukan Rehan yang aku kenal dulu.
“Rehan? Kenapa kamu jadi begini?” aku pun menyimpan tanganku di pipi Rehan, dan Rehan pun menepis tanganku.
“Aku?! Hahaha, kamu tanya sejak kapan aku jadi begini?! Baiklah aku akan menjawab pertanyaan kamu. Mulai sekarang kamu menjauhlah dariku, dan jangan anggap aku Rehanmu lagi! Dan perlu kamu ingat aku bukan Rehan yang dulu kamu kenal, sekarang aku Rehan yang berubah menjadi iblis. Kamu puas?!”
“Ta… tapi 4 tahun yang lalu kamu kan janji, bahwa kamu akan kembali untukku lagi dan berlari bersamaku lagi? Kenapa selama ini kamu bohong? Aku sudah bersedia menunggumu! 4 tahun bukan waktu yang sebentar! Tapi kamu mematahkan semuanya, harapan yang kamu berikan semuanya pupus.” ucapku sambil menangis tersedu-sedu.
“Heh pincang, kamu seharusnya sadar diri, lihat kakimu yang pincang itu! melihatnya saja aku sudah muak, aku ingin muntah. Sudahlah ucapan basi yang dulu aku ucapkan anggap saja itu tidak pernah aku ucapkan!”
“Tapi aku ingin mendengar apa alasan kamu, sehingga kamu bisa menjadi seperti ini?”
“Jika kamu ingin mendengarnya, dulu saat aku mengambil universitas kedokteran di Amerika aku begitu semangat ingin menjadi dokter karena kamu! Karena aku ingin mengobati kakimu yang pincang itu agar bisa berlari, tetapi saat aku sudah lulus aku pun menemukan seseorang yang bisa menggerakan hatiku, seseorang itu lebih dari kamu. Dia cantik, pintar, dan juga saat aku mengenalnya lebih dalam, dia mempunyai seorang ayah yang menjadi dokter terhebat yang berasal dari Korea, aku pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, dan aku pun mulai mendekatinya hingga aku mengenal ayahnya, dan semenjak saat itu aku menjadi dokter terkenal seperti sekarang berkat perempuan itu, hahaha.”
“Kamu jahat, Rehan!”
“Memang! Hahaha. Sudahlah aku tidak mempunyai waktu lagi.”
Aku hanya bisa terdiam dan melihat punggung orang yang aku cintai berlalu pergi hingga aku tak melihat apa-apa lagi di depanku.

4 tahun? Waktu yang sangat sangat lama sekali, aku menunggunya, menantinya, ternyata semuanya pupus sudah, aku lelah, aku capek, aku ingin pergi dari kenyataan ini, aku tidak ingin hidup, aku ingin mengakhiri semuanya, tetapi sulit sekali, apa aku hanya akan menjadi perempuan yang tidak berdaya? Seperti makanan yang sudah basi. Buang-buang waktu memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak aku pikirkan, melelahkan? Sangat! Tetapi apa daya? Semuanya sudah terjadi, apa hanya sabar yang bisa membayar semua kesakitan ini? Pertemuan ini menjadi keraguan bagiku, ternyata aku salah, seharusnya sedari dulu aku sudah melupakannya, tapi hatiku menentang semuanya, aku bingung mengapa semuanya harus terjadi sesakit ini? Apakah masih ada harapan untuk menyusun kembali pecahan-pecahan ini? Apa bisa utuh kembali? Entahlah, manusia hanya bisa berharap, dan berdoa kadang tidak bisa berusaha, tetapi aku akan berusaha untuk melupakannya! Ya aku pasti bisa melupakannya dan terus berjalan tanpa pernah menengok ke belakang.


Cerpen Karangan: Gufita Siti Amalia

No comments